• Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro S1 Pendidikan Teknik Informatika 2011

  • Sahabat adalah mereka yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaik yang ada dalam diri kamu. Mereka yang selalu berimu semangat. Sahabat bukan mereka yang menghampirimu ketika butuh, namun mereka yg tetap bersamamu ketika seluruh dunia menjauh.

  • Inilah tempat favorit saya untuk belajar bikin web. CodeAcademy memberikan pembelajaran yang pijat dan interaktif, membuat kita yang belum pernah menyentuh coding pun bisa memahami tutorialnya dengan mudah.

  • Teman hanya menerima kelebihan mu.... Tapi sahabat akan menerima kekurangan mu

  • Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata, buktikan bahwa Anda layak mendapatkan kedua matanya

  • Keluarga adalah kompas yang memandu (arah) kita. Ia adalah inspirasi untuk mencapai puncak, yang menghibur saat kita goyah

  • Dont judge the book by the cover

Next
Previous

Rabu, 01 Mei 2013

0

Guru gaul dan berpenampilan cantik, Why not?


Guru itu tugasnya tak hanya menyampaikan ilmu-ilmu pada siswanya, tetapi guru berkewajiban menjadikan siswa mampu memahami dan bisa menerapkan ilmu yang telah disampaikannya. Jadi guru itu tak hanya butuh suatu ilmu pintar tetapi seorang guru harus bisa membuat bagaimana caranya agar seorang siswa mampu termotivasi dalam belajar.
Ketertarikan seorang siswa terhadap pelajaran biasanya dilihat dari penampilan gurunya. Penampilan merupakan kunci pertama dan penilaian pertama seseorang, jika pada awalnya penampilan guru kusut masai maka pada saat awal itu juga siswa kurang respek terhadap guru,bayangkan jika waktu pelajaran dimulai yang masuk ke kelas adalah guru yang berpenampilan acak-acakan bahkan (maaf) bau badan, maka sudah pasti siswa akan kehilangan selera belajar dan menyimak materi yang akan disampaikan guru tersebut pada menitpertama, meski ada pepatah mengatakan "don't judge a book by the cover", tapi penilaian pertama yang baik akan menumbuhkan ruh positif bagi siswa untuk mengikuti materi yang disampaikan oleh guru .

Nah, jadi guru cantik dan gaul menurut saya kenapa tidak????

Cantik itu tidak harus yang berpakaian seksi dan bermake up berlebihan. Maksud disini adalah cantik yang masih terjaga dari kesopanan, dimana seorang guru bisa berpenampilan rapi menarik dan up to date tentunya, tetapi masih layak untuk di bawa ke depan siswa. Selalu memberikan wajah yang ceria ( sumringah) dan berikan senyum termanis kita, saya pikir hal tersebut lebih memotivasi siswa untuk memperhatikan ilmu yang akan kita sampaikan. 
Selain itu menjadi seorang guru jaman sekarang tak harus terus-terusan memakai bahasa formal. “Please this is 2013” Seorang siswa akan lebih antusias ketika seorang guru menjelaskan dengan bahasa yang biasa ia gunakan sehari-hari, ilmu yang disampaikan lebih mudah untuk dicerna. Tidak ada salahnya sesekali menggunakan bahasa "gaul" yang sedang populer saat itu untuk masuk kedalam dunia siswa. Hal ini akan membuat siswa merasa lebih dekat terhadap guru, coba bayangkan jika guru mengajar dengan bahasa yang biasa digunakan untuk berpidato,sudah tentu sebagian siswa akan tertidur dan sebagian lain akan melamun tidak jelas, dan pasti materi pelajaran tidak akan terserap dengan baik. Jika gurunya humoris, menyelipkan jokes segar pada materi yang disampaikan agar tidak monoton, yang pasti jangan mengulang-ulang jokes karena akan membuat siswa ilfill dan kehilangan suasana humorisnya.

So, gak usah khawatir buat kalian calon guru yang biasa tampil cantik, jiwa gaul, atau yang masih slengekan…. Manfaatin kelebihan kalian itu untuk menarik perhatian siswa …..

Minggu, 28 April 2013

0

Kurikulum 2013, Nasib Ribuan Guru Bersertifikasi Di Ujung Tanduk?


Kurikulum 2013 akan diberlakukan pada tahun ajaran baru mulai bulan Juli 2013. Banyak guru yang mengkhawatirkan pemberlakuan kurikulum ini. Kenapa para guru menjadi kebingungan dengan pemberlakuan kurikulum 2013 ini? Akan kiata ulas pada tulisan di blog ini.

Sebelum kurikulum 2013, diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada kurikulum ini untuk SD ada 10mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Matematika, Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan (PJOK), Kesenian, Mulok (ada satu), dan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk SMP ada 12 mata pelajaran seperti pada SD namun ditambah mata pelajaran Mulok (ada dua) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Mata pelajaran SD pada kurikulum 2013 menjadi 6 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, matematika, PPKn, PJOK, dan Seni Budaya. Bahasa Inggris di SD dapat dijadikan sebagai ekstrakurikuler. Untuk mata pelajaran di SMP yang diajarkan adalah Pendidikan Agama, Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Muatan Lokal (Mulok), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), dan Prakarya.

Pada kurikulum 2013 beberapa mata pelajaran di SD dan SMP dihapus. Mata pelajaran yang dihapus di SD adalah IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan Mulok. Sedangkan mata pelajaran di SMP yang dihapus adalah TIK. Mata pelajaran IPA dan IPS di SD diintegrasikan ke mata pelajaran lain. Pengintegrasian IPA dan IPS ini dapat ke mata pelajaran misal bahasa Indonesia, PJOK, PPKn, dan mata pelajaran lain sesuai dengan materi yang dibahas. Sedangkan TIK tidak lagi diajarkan di SMP sebagai mata pelajaran dengan alasan bahwa TIK adalah teknologi sebagai sarana untuk belajar pada mata pelajaran yang lain.

Meskipun berkurang mata pelajarannya, namun jumlah jam di SD bertambah. Untuk SD kelas 1 dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu. Untuk kelas 2 SD dari 27 jam menjadi 32 jam per minggu. Untuk kelas 3 SD dari 28 jam menjadi 34 jam per minggu. Sedangkan untuk kelas 4, 5, dan 6 dari 32 jam menjadi 36 jam per minggu. Durasi per jam pelajaran adalah 35 menit.

Banyak ribuan guru IPA, IPS, dan TIK di SD dan SMP bingung dan khawatir dengan pemberlakuan kurikulum 2013 ini. Lalu dikemanakan guru-guru tadi? Apa lagi jika mereka sudah bersertifikasi. Seorang guru yang sudah bersertifikasi harus mengajar setidaknya 24 jam tegak pada bidangnya atau boleh mengajar mata pelajar yang serumpun dengan aturan tertentu.Guru bisa mengajar tidak 24 jam tegak namun memiliki tugas lain yang diakui sebagai jam beban kerja sesuai dengan atruran tertentu.
Sebelum pemberlakuan kurikulum 2013 saja banyak guru bersertifikasi yang kekurangan jam pada satuan kerjanya. Mereka harus bersaing dengan guru lain untuk mencari kekurangan jam sehingga menjadi 24 jam. Selain harus mencari ke sekolah lain, beberapa sekolah mempunyai trik lain misal yang semula dalam satu kelas jumlah siswanya empat puluhan kemudian disebarkan sehingga dalam satu kelas hanya tiga puluhan siswa. Misal semula dalam satu tingkatan ada 5 kelas menjadi 6 kelas. Ini untuk mengakali supaya guru-guru yang bersertifikasi bisa mengantongi 24 jam dalam seminggu.

Jika pada kurikulum 2013 mata pelajaran IPA dan IPS di SD dihapus dan diintegrasikan ke pelajaran lain berarti guru yang mengajar IPA dan IPS harus ke mana? Apa lagi jika guru-guru tersebut sudah bersertifikasi. Di SD selain guru kelas, beberapa SD juga sudah ada guru mata pelajaran IPA dan IPS yang mengajar di kelas 4, 5, dan 6.

Untuk guru TIK di SMP yang sudah bersertifikasi juga dikemanakan? Ini yang membuat bingung para guru. Jika guru-guru TIK tersebut di sekolah negeri dan sudah PNS mungkin tidak begitu bingung, karena masih ada gaji yang mereka terima meskipun tunjangan sertifikasi tidak dapat. Namun jika guru-guru tersebut di sekolah swasta, apakah harus dipecat? Bagaimana juga dengan nasib guru honor yang mengajar mata pelajaran tersebut? Mereka juga mempunyai keluarga, mereka harus menghidupi istri/suami dan anak-anaknya.

Kebingungan guru-guru bersertifikasi bertambah mana kala beberapa jam mengajar pada mata pelajaran tertentu dikurangi. Misal mata pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia yang semula 6 jam menjadi 5 jam. Mata pelajaran IPS yang semula 6 jam menjadi 4 jam.

Selain membuat bingung dan pusing pada guru TIK, ternyata jam mengajar pada SMP ada yang ditambah. Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan PKn dari semula 2 jam menjadi 3 jam per minggu. Mata pelajaran Penjaskes dan Seni Budaya dari semula 2 menjadi 3 jam per minggu. Total ada 38 jam pelajaran per minggu di SMP. Durasi per jam untuk SMP 40 menit.

Apapun kebijakan pemerintah dalam pendidikan seharusnya tidak merugikan murid dan guru. Bagaimanapun guru adalah pahlawan yang sudah mengabdikan dirinya untuk kemajuan bangsa ini. Tanpa adanya guru mustahil bangsa ini bisa maju. Di tangan gurulah para pemimpin bangsa ini dididik. Seharusnya ada solusi yang terbaik bagi guru-guru yang mata pelajarannya dihapus dan jamnya dikurangi. Jangan sampai pemerintah membuat kebijakan “lempar batu sembunyi tangan”.
0

Guru Elemen yang Terlupakan



Pendidikan Indonesia selalu gembar-gembor tentang kurikulum baru...yang katanya lebih oke lah, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan...atau apapun. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dengan mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum.

Di balik perubahan kurikulum yang terus-menerus, yang kadang kita gak ngeh apa maksudnya, ada elemen yang benar-benar terlupakan...Yaitu guru! Ya, guru di Indonesia hanya 60% yang layak mengajar...sisanya, masih perlu pembenahan. Kenapa hal itu terjadi? Tak lain tak bukan karena kurang pelatihan skill, kurangnya pembinaan terhadap kurikulum baru, dan kurangnya gaji. Masih banyak guru honorer yang kembang kempis ngurusin asap dapur rumahnya agar terus menyala.

Guru, digugu dan ditiru....Masihkah? atau hanya slogan klise yang sudah kuno. Murid saja sedikit yang menghargai gurunya...sedemikian juga pemerintah. banyak yang memandang rendah terhadap guru, sehingga orang pun tidak termotivasi menjadi guru. Padahal, tanpa sosok Oemar Bakri ini, tak bakal ada yang namanya Habibi.